PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
sosial adalah hal yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan bermasyarakat.
Karena manusia merupakan makhluk sosial, berbudi, dan selalu merasa tidak puas,
perubahan dalam bermasyarakat akan terus terjadi. Meski demikian, kadang
ditemukan pula masyarakat statis yang perubahan di lingkungannya berjalan lebih
lambat.
Dalam kajian sosiologi, perubahan sosial
dipahami sebagai perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung tanpa henti.
Ini akan terjadi sepanjang masa. Hakikat perubahan ini adalah keinginan setiap
orang untuk selalu berubah agar keadaan menjadi lebih baik sesuai dengan
kebutuhan.
Sosiolog Selo
Soemarjan merumuskan, pengertian perubahan sosial adalah perubahan di
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat tersebut.
Cakupan
perubahan sosial dapat sangat luas. Oleh sebab itu, jika ingin melihat
perubahan sosial di suatu masyarakat, perlu melakukan pengamatan secara cermat.
Hasil pengamatan dibandingkan dengan keadaan masyarakat di masa lalu untuk
mendapatkan gambaran perubahan sosial yang terjadi.
Meski begitu,
perubahan sosial memiliki ciri tersendiri yang khas. Setidaknya ada 4 ciri
perubahan sosial yang paling umum diketahui.
Pertama, setiap
masyarakat merasakan adanya perubahan sosial dalam lingkungannya, baik itu
berjalan lambat atau cepat. Perubahan ini terus-menerus tanpa henti.
Kedua, saat
perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan maka akan terjadi perubahan pula
di lembaga-lembaga sosial lain.
Ketiga,
disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat
dalam suatu kelompok masyarakat. Namun sifat disorganisasi ini hanya sementara.
Keempat,
perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan (materi) maupun spiritual. Kedua
bidang ini memiliki kaitan timbal-balik.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
sosial dapat terjadi jika dipicu oleh faktor-faktor tertentu. Jika
dikelompokkan, sejumlah faktor itu bisa dibagi dalam dua jenis, yakni faktor
internal dan eksternal. Faktor internal penyebab perubahan sosial setidaknya
ada empat. Adapun faktor eskternal sedikitnya ada tiga.
Faktor Internal
Pemicu Perubahan Sosial:
1. Bertambah
dan berkurangnya penduduk Contohnya, ketika penduduk Pulau Jawa bertambah
begitu cepat, maka terjadi perubahan dalam struktur masyarakat terutama lembaga
kemasyarakatan dalam wujud aturan atau norma. Sebaliknya, di wilayah yang
kekurangan penduduk juga terjadi kekosongan pembagian kerja dan stratifikasi
sosial yang memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2. Adanya
penemuan-penemuan baru Penemuan baru sangat memengaruhi perubahan di
masyarakat. Misalnya penemuan ponsel pintar, membuat masyarakat memiliki pola baru
dalam berkomunikasi di antara individu dan kelompok.
3. Konflik
sosial Konflik di antara kelompok dalam suatu masyarakat juga bisa jadi
penyebab perubahan sosial. Ini contohnya, pertentangan antara generasi tua dan
muda. Pertentangan bisa terjadi karena generasi muda lebih cepat menerima
kebudayaan modern, misalnya.
4. Terjadi
pemberontakan atau revolusi di suatu negara Adanya gerakan revolusi maupun
pemberontakan besar juga bisa memicu perubahan besar dalam kehidupan masyarakat
di suatu negara.
Faktor
Eksternal Pemicu Perubahan Sosial:
1. Perubahan
lingkungan alam fisik
Perubahan
lingkungan bisa terjadi akibat bencana banjir, gempa bumi, tsunami, dan
sebagainya. Termasuk di dalamnya perubahan alam karena dirusak oleh manusia
sendiri. Kondisi ini membuat manusia akan berpindah ke tempat lain untuk tetap
bertahan hidup. Di tempat yang baru, muncul perubahan sosial dari berbagai
sisi.
2. Peperangan
Peperangan yang
dimenangkan oleh pihak lawan bisa menyebabkan masyarakat di suatu kawasan harus
menerima kebijakan-kebijakan baru dari pemerintahan pemenang perang. Banyaknya
hal baru yang diberlakukan pemenang perang di daerah talukannya bisa memicu
perubahan sosial.
3. Pengaruh
kebudayaan masyarakat lain
Masuknya pengaruh asing lewat proses
pertukaran budaya atau media massa sering memengaruhi masyarakat lokal. Proses
ini bisa pula memicu perubahan sosial di dalam masyarakat terjadi.
BENTUK BENTUK
PERUBAHAN SOSIAL
Mengutip dari
Baharudin dalam "Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Kebudayaan" di Jurnal
Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, terdapat tiga jenis
perubahan sosial, antara lain;
1. Perubahan
Evolusi dan Revolusi Evolusi merupakan bentuk perubahan sosial yang terjadi
dalam waktu yang lambat atau membutuhkan waktu lama. Perubahan ini biasa
terjadi tanpa adanya kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Adanya
dorongan masyarakat untuk menyesuaikan diri serta pemenuhan hidup dalam waktu
tertentu menjadi penyebab mengapa evolusi terjadi. Salah satu contoh dari
evolusi adalah perubahan sistem transportasi serta sistem perbankan. Sedangkan
revolusi merupakan perubahan yang terjadi secara cepat serta tidak
direncanakan. Karena tidak adanya rencana inilah yang akhirnya membuat revolusi
dapat memicu adanya ketegangan atau konflik di awal mulainya revolusi. Contoh
dari peristiwa revolusi yang akhirnya membuat banyak perubahan besar adalah
Revolusi Industri di Inggris.
2. Perubahan
yang dikehendaki dan tidak dikehendaki Perubahan yang dikehendaki atau juga
dikenal dengan perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang terjadi
karena adanya perkiraan atau perencanaan yang dilakukan oleh pihak yang
menginginkan adanya perubahan (agen of change). Contoh dari perubahan yang
dikehendaki adalah perubahan undang-undang yang dilakukan oleh pemerintah.
Perubahan tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi diluar keinginan
serta pengawasan masyarakat. Perubahan ini akhirnya dapat memicu pertentangan
yang merugikan masyarakat yang bersangkutan. Contoh dari perubahan tidak
direncanakan adalah kecenderungan mempersingkat prosesi adat pernikahan yang
memerlukan waktu serta biaya tidak sedikit. Hal ini dapat dilihat dari prosesi
acara pernikahan masyarakat Jawa modern.
3. Perubahan
Kecil dan Besar Perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsur
struktur sosial, namun tidak membawa pengaruh secara langsung bagi masyarakat.
Contohnya adalah perubahan mode pakaian, rambut serta lainnya. Meskipun terjadi
perubahan, namun tidak menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial
yang akhirnya memberi dampak langsung untuk masyarakat. Contoh dari perubahan
besar adalah penggunaan traktor untuk menggantikan bajak tradisional dalam
pertanian. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat akan memberikan dampak
secara positif serta negatif. Dampak positif tersebut bisa dirasakan oleh
masyarakat apabila masyarakat mampu menyesuaikan diri dengan gerakan perubahan.
Sedangkan dampak negatif terjadi apabila masyarakat tidak mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan yang telah terjadi.
Sources:
Komentar
Posting Komentar